Al-Qur’an dari Zaman ke Zaman
Posted by HASAN HUSEN ASSAGAF pada Agustus 30, 2008
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Al-Hijr: 9)
Diyakini oleh umat Islam bahwa penurunan Al-Qur’an terjadi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah saw dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
Penulisan Al-Qur’an dalam bentuk teks sudah dimulai sejak zaman Nabi saw, tapi sangat rare dan jarang didapatkan, karena pada zaman itu mereka kebanyaknya mengandalkan kepada hafalan bukan kepada tulisan. Kemudian sedikit demi sedikit mulai didapatkan perobahan Al-Qur’an dari hafalan ke tulisan dan perobahan Al-Qur’an menjadi teks terus dijumpai dan dilakukan sampai pada zaman khalifah Utsman bin Affan ra.
Pada masa ketika Rasulallah saw masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur’an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Ka’ab. Sahabat yang lain juga secara diam diam menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana dll. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an setelah wahyu diturunkan.
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar ra, terjadi beberapa pertempuran diantaranya perang yang dikenal dengan nama perang Ridda yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur’an dalam jumlah yang tidak terhitung. Umar bin Khattab ra pada saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Khalifah Abu Bakar ra untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur’an yang saat itu tersebar di antara para sahabat, penghapal Al-Qur’an. Lalu Abu Bakar ra memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk membuat lajnah pengumpulan Al-Qur’an yang mengorganisai pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur’an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Khalifah Abu Bakar ra. Abu Bakar ra menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf pertama itu berpindah kepada Umar bin Khattab ra sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya diserahkan dan dipegang oleh anaknya Hafsah yang juga istri Nabi saw.
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, Islam semakin tersebar luas ke suluruh penjuru, dan terjadilah perbedaan dialek (lahjah) antara suku yang berasal dari daerah dan negara berbeda beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijaksanaan untuk membuat keseragaman dalam cara membaca Al-Qur’an (qira’at). Lalu ia mengirim utusan kepada Hafsah binti Umar ra untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Ia memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurahman bin Al-Harists bin Hisyam. Ia memerintahkan agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika terjadi perbedaan antara dan Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al-Qur’an turun dalam dialek bahasa mereka.
Maka terbentuklah sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah). Standar tersebut kemudian dikenal dengan istilah Mushaf Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan keluarnya penyamaan dengan standar yang dihasilkan, maka khalifah Ustman ra memerintahkan seluruh mushaf yang berbeda untuk dimusnahkan. Hal ini demi untuk mencegah perselisihan di antara umat islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur’an. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah.
Dari keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman ra telah disepakati dan disetujui oleh para sahabat. Hal ini agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Al-Hijr 9
Wallahu’alam, Hasan Husen Assagaf
Foto Al-Qur’an dari zaman ke zaman:
Ditulis tahun 448 H |
||
|
||
Ditulis tahun 960 H |
|
|
Ditulis tahun 1044 H |
||
|
||
Ditulis tahun 1119H |
|
|
|
||
Ditulis tahun 1206 H |
|
|
|
||
|
||
|
Ditulis tahun 1254 H |
|
|
Ditulis tahun 1268 H |
|
Ditulis tahun 1271 H
|
||
|
||
|
Ditulis tahun 1309H |
|
Ditulis tahun 1294 H
|
Akhmed said
Subhanaalah….semoga kita termasuk orang2 yang mencintai Al-Qur’an, membacanya, memahami dan mempelajarinya serta mengamalkannya. Amiin…
andrizal said
amin
Ayruel Chana said
ma’ap link republika nya salah kayaknya tuch
All about Muhammad » Blog Archive » Al-Qurâan dari Zaman ke Zaman said
[…] […]
Sukesi WS said
Subhanallah…
Betapa al-Qur’an Begitu diJaga Keasliannya,,
sHinGga Kita yG ada diJaman Ini dapat Membaca Hal sErupa dgn apa Yg Rasulullah n Para sahabat Baca pada saat itu.
tidak ada Yang mampu menandingi bahasa al-qur’an yg begitu agung..subhanallah…
Azif Rayani said
Allah SWT, senantiasa meemelihara dan menjaganya dari tangan-tangan manusia yang zalim. Semoga kami senantiasa membaca dan mengamalkannya sesuai yang dicontohkan Rasulullah SWT, amin yarobalamain.
andrizal said
amin ya allah
Pecinta Rasulullah - M Syafii » Al-Qur’an dari Zaman ke Zaman said
[…] […]
bayu agung said
salah satu tanda hari kiamat adalah al-qur’an tidak tertinggal kecuali tulisannya.
yg dimaksud adalah salah satu tanda-tanda hari kiamat adalah seseorang yang mempunyai al-qur’an tetepi ia tidak pernah membacanya.
andrizal said
smoga kita trmasuk ke dalam surga
ikhsan aulia said
subhanaAllah….. smg kt semua selalu dlm lindungan Allah S.W.T ami..n. bagi yg mau donlod alquran mp3 link bagus: http://quranicaudio.com/ smg menambah amal sholeh bg kt semua amiiin ya Allah
santri said
yang gak tau jadi tau,yang tau jadi paham,yang paham jadi ngerti,yang ngerti jadi berilmu,yang berilmu wajib menyampaikan risalah ini………….,agar islam tetap menjadi agam rahmatan lil ‘alamin……………………..
santri said
shalallah ‘alaa muhammad………shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Muhammad Idris Al-Bandany said
Lailaha illalloh Muhammadurrosululloh, tiada kata yg dapat ku ucapkan kecuali kalimah tahlil. Alqur’an menjadi rujukan setiap ilmu dunia yang ada. Subhanalloh…Allohu akbar
kasmin said
Saya bahagia sebagai penambah ilmu dunia dan akhirat
Harga Vertical Blind said
alhamdulillah dengan yang sekarang al-qur’an yang semakin bagus untuk di baca